JAKARTA-Pantau Terkini.co.id.
Di tengah maraknya apatisme terhadap kondisi negeri di kalangan pemuda,
Rizal Mujur, seorang pemuda kelahiran Balambano, yang memilih merantau ke Ibu
kota untuk menyaksikan lebih jelas tentang realitas negeri yang menurutnya
semakin memprihatinkan. Sebagai mantan aktivis kampus, yang aktif di Lembaga
Pers Mahasiswa dan Sekolah Peradaban Jurnalis Indonesia, pemuda yang tengah
menyelesaikan studi Magister Komunikasi Politiknya di Universitas Muhammadiyah
Jakarta tersebut memilih untuk tidak menjadi anak bangsa yang hanya meneriakkan
hak demokrasinya dengan terjun ke jalan dan membuat sesak jalan Ibu kota yang
sudah sangat sempit.
Dalam
ceritanya Rizal menjelaskan, "Terlalu banyak cara yang lebih elegan untuk
bisa menyampaikan aspirasi, opini, pandangan, ataupun jeritan hati sebagai anak
bangsa. Turun ke jalan memang bukti demokrasi. Tetapi jika ada jalan yang lebih
santun dan efektif, kenapa harus berlelah lelah turun ke jalan untuk sekedar
menyampaikan pikiran yang belum tentu didengar sasaran. Menulis itu cara paling
elegan yang mencerminkan bahwa kita adalah akademisi, bahwa kita adalah kaum
intelektual dan bukan kaum ugal-ugalan," papar Rizal kepada sumber tim
Penalutim Minggu (30/7/2017) di Jakarta.
Menurut
Rizal yang baru saja menerbitkan cetakan kedua dari bukunya yang berjudul
'Kekuasaan Media dan Politik Citra' tersebut, kondisi Indonesia saat ini tidak
lagi membutuhkan suara rakyat melalui toak yang diteriakan di jalan. Akan
tetapi gerakan perubahan dari bangsanya sendiri. Dalam bukunya yang diterbitkan
oleh LPM bookpress dan dilaunching langsung oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika, Rudiantara pada 2015 lalu, Rizal juga menjelaskan tentang kondisi
media dewasa ini yang sudah mulai berjarak dari orientasi idealnya.
Menyambut
dan menyikapi karya pemuda daerah tersebut, Andi Muslimin, pendiri Mimbar
Politik Pancasila Jakarta mengungkapkan, "Dalam perkembangan dunia
media menjadi salah satu poros pembangunan nasioanal, perkembangannya
tidak bisa dinafikan lagi hanya sebagai alat komunikasi semata, tetapi menjadi
sarana pembangunan. Apalagi perkembangan media bukan hanya dalam pengertian
maenstream tetapi sampai pada new media. Media sangat dibutuhkan untuk
menunjang perkembangan dan pembangunan negera demokrasi yang menerapkan sebuah
sistem demokrasi," ungkap Andi.
Andi juga
mengaku sangat mengapresiasi terbitnya buku tersebut. Baginya, apresiasi tinggi
menjadi hal yang wajar ia berikan untuk seorang pemuda daerah yang hidup di
perantauan dengan segala upaya menghadapi problematika perantauan, yang
ternyata mampu melahirkan sebuah karya apalagi dalam sebuah bentuk pemikiran.
"Banyak
orang hebat, tetapi tidak mampu menciptakan karya seperti buku. Ini di luar
kebiasaan, bahwa pemuda daerah ternyata sangat mampu berkarya. Pemerintah dan
masyarakat daerah seharusnya berbangga ketika ada putra daerahnya mampu
menciptakan buku, karena ini juga sebagai bentuk pembuktian kepada daerahnya,
bahwa ternyata daerah tersebut sangat potensial. Ini dibuktikan dengan adanya
putra daerah yang mampu berkarya," ucap Andi.(Nasruddin)
0 Komentar