PANTAU
TERKINI.CO.ID,MAKASSAR-Tidak adanya pasokan bahan baku sutera membuat lesunya industri
kerajinan sutera di Kabupaten Wajo. Kondisi tersebut berdampak langsung pada produksi kain sutera
secara regional dan menjadi ancaman secara nasional.
Ada
sekitar lima ribu pengrajin kain sutera yang menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBM) di Kabupaten Wajo beralih memproduksi kain dengan bahan benang
Polyester. Beralihnya penggunaan bahan baku tersebut membuat para pengrajin
mengalami penurunan pendapatan dikarenakan nilai harga jual yang jadi murah.
Hal tersebut diungkap oleh sekertaris komisi II DPRD Wajo Andi Gusti Makkarodda
via WhatsApp pasca melakukan pertemuan di kantor dinas perindustrian propinsi
Sulawesi Selatan, Jumat 2 Maret 2018 di jalan Manunggal II kota Makassar.
Pertemuan
yang dilakukan adalah konsultasi Komisi II DPRD Wajo terkait rencana
pengembangan sentra Industri Kecil Menengah di Kabupaten Wajo, Kita bersama
Pemda dan pelaku usaha dari Wajo memang sengaja meluangkan waktu, sebagai
bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam melakukan pembenahan terkait industri
kain sutera di Wajo, Ungkap Andi Gusti
Lebih
lanjut, Andi Gusti Makkarodda menyampaikan dari hasil pertemuan tersebut.
Pemerintah propinsi Sulsel dan Pemda Wajo sudah sepakat membangun sinergitas
demi mempertahankan dan mengembangkan industri unggulan di kabupaten Wajo
tersebut. Harapannya adalah pemprov memberikan rekomendasi sebagai bentuk
dukungan terhadap Pemda dan pengrajin yang sementara kesusahan mendapatkan
benang sutera dengan harga terjangkau.


Alhamdulilah,
Pemprov memberi dukungan bahkan akan melakukan pelatihan pada sektor hilir.
Satu persatu, kita upayakan dapat solusi dalam waktu dekat. Jika memungkinkan
import kokon atau indukan ulat sutera dengan kualitas F1 bisa kita dapatkan
untuk petani murbei di wajo jelasnya.
"Jika
itu bisa dilakukan maka kita optimis bisa kembali seperti tahun 70an sebagai
penghasil benang dan kain sutera terbaik di Indonesia dan kesejahteraan bersama
pegiat sutera dari hulu hingga hilir" tutup politisi partai Nasdem ini.
Sementara itu Ketua Komisi II Asri Jaya Latif mengungkapkan bahwa berdasarkan RIPIP Provinsi Sulawesi selatan, industri sutra Wajo adalah unggulan yang harus dikembangkan dengan adanya singkronisasi Provinsi dan Kabupaten Wajo,kata Asri Jaya Latif.
Sementara itu Ketua Komisi II Asri Jaya Latif mengungkapkan bahwa berdasarkan RIPIP Provinsi Sulawesi selatan, industri sutra Wajo adalah unggulan yang harus dikembangkan dengan adanya singkronisasi Provinsi dan Kabupaten Wajo,kata Asri Jaya Latif.
(Advetorial: Sekretariat Humas Dan Protokoler DPRD Kabupaten
Wajo)
0 Komentar